
Warung Sate Taichan milik Acoy menjadi sasaran amuk massa setelah terjadinya insiden pengeroyokan yang menewaskan seorang debt collector. Peristiwa ini memicu kemarahan kelompok tertentu hingga berujung pada pembakaran usaha kuliner tersebut pada Sabtu malam.
Menurut informasi yang dihimpun, insiden bermula ketika seorang debt collector diduga datang ke lokasi untuk melakukan penagihan. Situasi kemudian memanas dan berujung pada pengeroyokan yang menyebabkan korban meninggal dunia. Setelah kabar kematian debt collector itu menyebar, sekelompok orang mendatangi warung Sate Taichan Acoy sebagai bentuk balas dendam.
Warga sekitar menyebutkan bahwa kelompok tersebut datang secara tiba-tiba, membawa benda tumpul, dan langsung merusak fasilitas warung sebelum membakarnya. Api dengan cepat membesar menghanguskan bangunan utama serta peralatan usaha. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, namun kerugian material diperkirakan mencapai puluhan juta rupiah.
Aparat kepolisian kini melakukan penyelidikan terhadap dua peristiwa yang saling berkaitan tersebut: pengeroyokan yang menewaskan debt collector dan aksi pembakaran warung Acoy. Polisi juga telah memeriksa sejumlah saksi mata dan sedang memburu para pelaku pengeroyokan maupun pembakaran.
Sementara itu, pemilik warung, Acoy, mengaku syok dan sedih atas kejadian tersebut. Ia menyampaikan bahwa dirinya tidak terlibat dalam pengeroyokan, dan insiden itu terjadi di luar sepengetahuannya. Acoy berharap proses hukum berjalan adil dan pelaku pembakaran bisa segera ditangkap.
Kasus ini menyita perhatian publik karena menunjukkan bagaimana konflik yang tidak terkendali dapat berujung pada aksi kriminal lanjutan yang merugikan pihak lain. Kepolisian mengimbau masyarakat untuk tidak main hakim sendiri dan menyerahkan seluruh proses penyelesaian kepada aparat hukum.